Beras Pecah Kulit yang Kaya Zat Gizi
Komposisi
kimia beras berbeda-beda tergantung pada varietas dan cara pengolahannya.
Selain sebagai sumber energi dan protein, beras juga mengandung berbagai unsur
mineral dan vitamin. Sebagian besar karbohidrat beras adalah pati (85-90
persen), sebagian kecil pentosan, selulosa, hemiselulosa dan gula. Dengan
demikian sifat fisikokimia beras terutama ditentukan oleh sifat fisikokimia
patinya.
Protein
adalah komponen kedua terbesar beras setelah pati. Sebagian besar (80 persen)
protein beras merupakan fraksi tidak larut dalam air, yang disebut protein
glutelin. Sebagai bahan makanan pokok di Indonesia, beras dalam menu makanan
masyarakat menyumbang sedikitnya 45 persen protein.
Beras
pecah kulit rata-rata mengandung 8 persen protein, sedangkan beras giling mengandung
7 persen. Dibanding biji-bijian lainnya, kualitas protein beras lebih baik
karena kandungan lisinnya lebih tinggi. Walaupun demikian lisin tetap merupakan
asam amino pembatas yang utama (terkecil jumlahnya) dalam beras.
Kandungan
lemak beras pecah kulit adalah 1,9 persen, sedangkan pada beras giling hanya
0,7 persen. Itu berarti sekitar 80 persen lemak terdapat dalam dedak dan
bekatul, yang terpisah dari beras giling saat penyosohan. Ditinjau dari segi
keawetan beras, hal ini menguntungkan karena lemak mudah teroksidasi dan
mengakibatkan timbulnya bau tengik.
Proses
penyosohan juga mengurangi kadar mineral pada beras giling. Sebagian besar
mineral terdapat pada bagian dedak dan hanya sekitar 28 persen yang tertinggal
pada beras giling. Komposisi mineral bervariasi tergantung dari kondisi
tanah dimana padi ditanam. Unsur mineral utama adalah fosfor, kalsium,
magnesium dan besi.
Beras
pecah kulit mengandung vitamin lebih besar daripada beras giling. Vitamin
terkonsentrasi pada lapisan bekatul dan lembaga. Penyosohan menurunkan dengan
drastis kadar vitamin B komplek sampai 50 persen atau lebih. Beras
mengandung vitamin C dan D dalam jumlah yang sangat kecil atau tidak sama
sekali.
Umumnya
beras putih berasal dari beras yang telah digiling sehingga sudah hilang kulit
arinya, sementara beras merah berasal dari beras tumbuk, yang kulit arinya tak
banyak hilang. Jadi sebenarnya beras merah bukan beras berwana merah, melainkan
sama dg beras putih hanya beda tahapan prosesnya.Kulit ari beras yang masih
tertinggal pada beras merah mengandung zat-zat gizi yang penting bagi tubuh, di
dalamnya kaya serat dan minyak alami. Sehingga tak hanya mengenyangkan, namun
juga mencegah berbagai penyakit saluran pencernaan.
Jika ditilik, dalam satu mangkuk beras
merah mengandung sekitar 3,5 gram serat, sementara beras putih kurang dari 1
gram. Banyak manfaat dari mengonsumsi beras merah, yakni dapat meningkatkan
perkembangan otak dan menurunkan kolesterol darah. Sebut saja, lemak, dalam
kulit ari kebanyakan merupakan lemak esensial, yang sangat dibutuhkan untuk
perkembangan otak anak. Sedangkan senyawa-senyawa dalam lemak kulit ari juga
dapat menurunkan kolesterol darah, salah satu faktor risiko penyakit jantung.
Kandungan
vitamin dan mineral beras merah 2-3 kali beras putih. Beras merah mengandung
tiamin (vitamin BI) yang diperlukan untuk mencegah beri-beri pada bayi. Zat
besinya juga lebih tinggi, membantu bayi usia 6 bulan ke atas yang asupan zat
besinya dari ASI sudah tidak lagi mencukupi kebutuhan tubuh. Belum lagi vitamin
dan mineral-mineral penting lainnya.
Unsur
gizi lain yang terdapat pada beras merah adalah fosfor (243 mg per 100 gr
bahan). Dan selenium yang merupakan elemen kelumit (trace element) yang
merupakan bagian esensial dari enzim glutation peroksidase.
Enzim
ini berperan sebagai katalisator dalam pemecahan, peroksida menjadi ikatan yang
tidak bersifat toksik-peroksida dapat berubah menjadi radikal bebas yang mampu
mengoksidasi asam lemak tidak jenuh dalam membran sel hingga merusak membran
tersebut, menyebabkan kanker, dan penyakit degeneratif lainnya.
Karena
kemampuannya itulah banyak pakar mengatakan bahan ini mempunyai potensi untuk
mencegah penyakit kanker dan penyakit degeneratif lain.
No comments:
Post a Comment